Suasana riuh dan
bising suara kenalpot dan klakson begitu terasa sore itu di Terminal Amplas Medan. Sebenarnya
keadaan seperti ini setiap hari di rasakan warga Kota Medan, namun tidak bagi
Rio sebab sehari hari yang ia dengar adalah suara ayam suara burung dan suara
kodok di lingkungan tempat tinggalnya wajar saja sebab ia adalah anak Desa di
salah satu Provinsi Sumatera Utara tepatnya adalah desa Kerasaan Kabupaten
Simalunggun.
Rio adalah salah satu penumpang di bus yang baru saja parkir
di terminal Amplas itu. Rio Dewantoro adalah nama asli si pemuda itu, ia adalah
pendatang baru ,ia datang dari kampung halamannya. Sambil meneteng Tas warna
hitam pemuda itu pun turun dari bus yang dewarna Biru itu.
Mau kemana lae?
Taxi bang?
Becak mas?
Eta lae?
Ayo saya antar ketempat tujuan!
Suara-suara itu yang menemani sepanjang perjalanan Rio
menuju tempat peristirahatan yang di sediakan pihak terminal. Sesekali ia menjawab maaf saya ingin
istirahat dulu, tak jarang juga ia hanya memberikan senyuman tanda penolakan
para pemberi jasa angkutan di terminal itu. Jam di terminal itu menunjukan angka 18:15. Rio
masih saja duduk di bangku terminal , hanya air putih dalam kemasan bekas air mineral yang ia bawa dari kampung air yang sengaja di
siapkan oleh orang tuanya sudah cukup melepas hausnya dalam perjalanan memulai
kehidupan baru untuk meraih cita-cita jauh dari keluarga tercinta.
Mau kemana bang ?ayo mari saya antar. Suara itu datang lagi di telingga pemuda itu
Maaf bang saya lagi nunggu saudara saya , karena dia akan menjemput saya di sini, maaf ya( sahut Rio lembut sambil senyum ).
Sudah hampir satu jam pemuda itu menunggu saudaranya datang untuk menjemputnya. Meskipun
dari raut wajahnya mengisyaratkan bahwa ia lelah dan harus istiraha dan tidur
namun tetep saja ia memeksakan dirinya untuk tetep tidak tidur sebab ia takut
akan ada orang-orang jahat yang akan mencuri barang-barang yang ia bawa dari
kampung jikalau ia sampai tertidur. Wajar
saja jika prasangka buruk itu ada di pikirannya sebab ia adalah orang dari desa
dan kehati-hatian itu sudah ia penggang sejak kecil.
Beberapa menit kemudian sepeda motor sport itu tepat parkir di depan pemuda itu. Maaf abang telambat habis tadi macet kata abangda dari pemuda itu. Ternyata saudara yang dari tadi ditunggu-tunggu sudah datang.
Oh nggak apa-apa(
jawab Rio )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar